Sebab, M. Sholeh yang dinonjobkan dari jabatannya sebagai Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pendidikan dan Olahraga Kecamatan Tambakboyo melakukan ‘protes’ saat acara sertijab itu baru dimulai. Bahkan, pejabat yang dikenal sebagai ‘SENOPATI’ Bupati sebelumnya itu tampak emosi saat menanyakan surat keputusan dan alasan pemberhentiannya sebagai kepala UPTD.
“Kami minta penjelasan alasan yang rasional atas pemberhentian saya sebagai kepala UPTD. Jika penjelasan itu tidak rasional saya yakin Pak Tris (Sutrisno-Red) dalam menjalankan tugasnya sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga tidak akan tenang,” ungkap Sholeh dengan nada tinggi.
Bukan hanya itu saja, M. Sholeh juga minta kepada Ketua PGRI Hadi Tugur yang saat itu juga hadir dalam acara itu untuk melakukan pembelaan kepada anggota PGRI yang kini didholimi. “Pak Tugur sebagai ketua PGRI jangan mbidek . Saya kan termasuk yang memilih Pak Tugur menjadi Ketua PGRI Tuban,” tandas Sholeh.
Melihat hal itu, Didik Purwanto yang baru saja dilantik menjadi Kepala Bidang (Kabid) Ketenagakerjaan Dikpora Tuban langsung mendatangi tempat duduk M. Soleh untuk menenangkannya.
Didik yang mantan Komandan Banser Ansor Tuban itu mencoba merangkul M Sholeh. Namun, saking kuatnya rangkulan Didik yang mencoba mereda emosi M Sholeh dianggap sebagai percobaan memiting.
Akibatnya, M Sholeh meronta dan terlihat seperti sikap melawan. Mereka nyaris baku hantam jika tidak segera dilerai para undangan.
Sumber di Dikpora Tuban mengatakan bahwa berontaknya M. Sholeh saat dirangkul Didik bukan hanya masalah tersebut. Tapi, kedua oknum guru itu secara tidak langsung sudah ada bibit permusuhan akibat dukungan Pemilukada lalu. M. Sholeh dianggap sebagai ‘SENOPATI’ Bupati Haeny (bupati sebelumnya-Red). Sementara Didik merupakan ‘SENOPATI’ Bupati Fathul Huda (Bupati sekarang-Red).
“Saya yakin SENOPATI Sholeh bakal runtuh, karena sudah tidak ada yang membelanya,” kelakar sejumlah kepala sekolah yang hadir dalam acara itu.
Ditemui usai acara, M Sholeh menyatakan, penonjoban yang dilakukan terhadap pejabat di Dikpora Tuban ini telah menyalahi prosedur dan aturan hukum. Mereka dinonjob dari jabatan tanpa alasan jelas sebagai bentuk pendzaliman.
Ditambahkan, ada 15 dari 20 Kepala UPTD Dikpora dinonjob tanpa alasan jelas. Belum lagi seluruh Kabid dan Sekretaris Dikpora yang diganti tanpa kejelasan nasib dari para pejabatnya.
Ditemui terpisah Kepala Dinas Dikpora Tuban, Sutrisno, menyatakan, pergantian jabatan yang dilakukan saat ini masih dalam proses. Pihaknya meminta kejadian tersebut jangan ditanggapi secara berlebihan. “Semua masih dalam proses dalam penataan di Dikpora,” terang Sutrisno.
Selain ada 18 pejabat UPTD yang melakukan serah terima jabatan, juga dilakukan serah terima jabatan Sekretaris Dikpora, Kabid Ketenagaan, Kabid TK dan SD, Kabid SMP dan SMA/SMK serta Kabid Olahraga dan Pemuda di Dinas Pendidikan dan Olaraga Tuban.
Sumber : klik disini
0 komentar:
Posting Komentar