Jumat, 13 Januari 2012

Hari Natal Dalam Pemuja Setan

[Christmas in the Cult]

christmas tree
Gambar: Pohon Natal

Natal adalah saat ketika orang-orang merasakan kehangatan dimana saat itu keluarga berkumpul di sekitar pohon Natal, berbagi ketawa ketika hadiah dibuka dan anak-anak yang walaupun matanya mengantuk senang melihat apa yang dibawa oleh Santa. Orang-orang dewasa riang-gembira sambil berbagi telur nog, mengikuti tradisi yang mereka rasakan membahagiakan.
Akan tetapi untuk anak yang dibesarkan dalam generasi pemuja setan, Natal memiliki arti yang sangat berbeda. Pada siang hari, kegiatan normalnya adalah untuk membeli hadiah dan pergi ke pesta, kemudian keluarga berkumpul bersama menikmati "kehangatan" hari itu.
Tetapi pada malam hari, merupakan hal yang sangat berbeda. Anak yang di siang hari berharap untuk mendapatkan hadiah dari Santa, malah memikirkan teror gencar apa yang akan terjadi pada dirinya di malam hari.
Titik balik matahari musim dingin terjadi pada tanggal 21 Desember, dan ini merupakan salah satu hari raya terpenting bagi pagan/celtic*), karena "Tahun Baru" dimulai setelah tanggal ini untuk pemuja setan. Upacara khusus direncanakan untuk memastikan datangnya tahun baru yang penuh dengan kekuatan, dan kembalinya hari memperpanjang matahari (upacara penyembahan setan banyak juga didasarkan pada penyembahan dewa matahari kuno). Juga tanggal tersebut adalah hari raya untuk umat bergama Kristen dalam merayakan kelahiran Kristus, yang membenci kelompok penyembah setan, dan upacara khusus direncanakan untuk menodai dan memutarbalikkan makna hari Natal ini. Bagi banyak keluarga penyembah setan, selama satu minggu dari tanggal 21 Desember - 26 Desember mengisinya dengan aneka-ragam kegiatan, karena semua anggota keluarga tentu saja berkumpul bersama, dan tidak perlu untuk menjelaskan mengapa anak-anak tidak masuk sekolah.

Kekejaman sekitar Natal dan solstice sangat intens. Anak-anak sering diperlkakukan dengan tidak pantas oleh anggota pemuja setan yang berpakaian Santa, atau mengejek mengenai kelahiran Yesus yang akhirmya "Herodes" berhasil membunuh bayi Yesus (dengan pembunuhan bayi terjadi sebagai ritual). Anak mungkin mengalami pelecehan seksual di bawah pohon Natal, dan perlengkapan liburan diberi arti baru yang kelam.
Di samping perayaan kelahiran, Natal untuk anak-amak yang dibesarkan dalam keluarga pemuja setan, merupakan saat terjadinya horor dan kematian. Pemrograman dapat terjadi, dengan menanamkan gambaran yang berkaitan dengan Natal, dan anak-anak diberitahu bahwa dengan melihat gambar-gambar ini (seperti pohon Natal yang dinyalakan, atau gua Natal) akan berarti kontak dengan "keluarga" atau pesan lain yang ditempatkan di bawah trauma.
Anak-anak (dan orang dewasa) dapat menerima hadiah dengan makna tersembunyi yang mengingatkan mereka tentang masa lalu Natal dan trauma yang dimaksudkan dalam rangka mengikat mereka kepada "keluarga".
Sebuah "pesta liburan" tiruan mungkin terjadi, tapi bukannya telur nog dan daging paha babi, tapi makanan yang mengerikan.
Ini adalah hanya beberapa asosiasi yang terjadi dalam mengubah dan memisahkan anak yang dibesarkan dalam keluarga pemuja setan, dan mengapa banyak anak-anak yang selamat bercampur perasaannya antara mengantisipasi dan ketakutan ketika liburan datang. Juga ketika anak sudah besar, upaya yang intens yang dilakukan oleh anggota keluarga pemuja setan dengan mengontak kembali, dilakukan selama liburan Natal, di mana semua anggota keluarga diharapkan untuk hadir.
Panik dan kecemasan dapat terjadi terhadap korban dewasa pada waktu tibanya tanggal ulang tahun trauma dan ritual yang intens ini, dan mereka mungkin bertanya-tanya mengapa liburan yang seharusnya diisi dengan riang gembira, namun untuk mereka berarti adanya hasrat untuk menyembunyikan perasaan ketakutannya.
jika korban mau belajar untuk diri mereka sendiri maka hal ini akan dapat membantu dari mana kepanikan datang, dan apa yang menjadi pemicunya, ini biasanya akan terjadi dalam terapi, atau dari catatan.
Jika korban yang selamat telah berhenti melakukan kontak dengan anggota keluarga, kemudian akan kebanjiran menerima kartu Natal atau hadiah, namun mereka harus berhati-hati, dan menyadari bahwa barang-barang ini akan menjadi pemicu yang kuat. Akibatnya sering timbul keinginan untuk "menelepon dan melakukan kontak kembali" anggota keluarga, dan korban yang selamat perlu berusaha melalui terapi ini.
Anak yang sudah berubah sering terpengaruh oleh kenangan yang paling mengerikan, oleh karena itu dengan mendengarkan mereka, memungkinkan mereka untuk mengolah trauma dan ketakutan dalam proses terapi, dimana catatan dan karya seni juga dapat membantu.
Membuat tradisi liburan baru yang dirasakan aman juga dapat membantu. Beberapa orang korban yang selamat merayakan Natal dengan melakukan hal-hal yang sangat berbeda dari keluarga asal mereka, hal ini membantu memberikan kekuatan kepada mereka dan bahwa mereka mampu membebaskan diri dari semua tradisi yang dimiliki keluarga mereka. Dengan dukungan dari luar yang aman semuanya hampir membantu tradisi liburan baru ini dapat dilaksanakan.
Christmas is an especially difficult time for many survivors. But as adults, survivors can choose to break free from the traumatic meanings it once held, and to create a safe Christmas for themselves.
Natal merupakan waktu yang sangat sulit bagi banyak korban yang selamat. Tapi sebagai orang dewasa, korban dapat memilih untuk membebaskan dirinya dari makna trauma yang pernah dialami, dan mewujudkan Natal yang aman untuk diri mereka sendiri.


*) Celtic: a branch of the Indo-European family of languages that includes Gaelic, Welsh, and Breton, still spoken in parts of Scotland, Ireland, Wales, and Brittany. Modern Celtic is divided into the Brythonic (southern) and Goidelic (northern) groups

0 komentar:

Posting Komentar