Jumat, 27 Januari 2012

Derap Prabowo

Prabowo Subianto saat acara ulang tahun partai Gerindra

BALAI Sarbini, Plaza Semanggi, Jakarta Pusat, terasa begitu sesak pada Jumat malam, 6 Februari 2009. Pengunjung berdiri berhimpitan, bahkan menggeser telapak kaki saja susah. "Prabowo! Presiden", satu teriakan pecah merambat di udara. "Hidup Prabowo".  Lalu senyap, dan terdengar pekikan burung garuda.

Di latar kiri dan kanan panggung, ada lima kepala burung garuda tergambar pada anyaman bambu mirip caping petani. Inilah simbol Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Di atas panggung, berderet lima tumpuk nasi tumpeng. Partai yang mendapat nomor urut lima pada peserta Pemilu 2009 itu, kini tepat berusia setahun.

Tamu yang datang pun amat beragam. Di antaranya adalah bekas Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Purnawirawan Ryamizard Ryacudu, Ketua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Tjahjo Kumolo, Ketua DPP Hanura Fuad Bawazier, politisi Golkar Yuddy Chrisnandi, Ketua DPP Partai Golkar Marwah Daud Ibrahim, dan Yenny Wahid (yang dalam pembukaan pidatonya, "masih" disebut Prabowo sebagai Sekjen PKB). Tak tampak pengurus Partai Demokrat hadir di sana.

Tak satu pun tamu penting itu beranjak pulang sepanjang tiga jam acara. Mereka ikut menyaksikan semua upacara.  Ada pemberian santunan kepada ahli waris kader Gerindra yang meninggal. Lalu, ada acara menarik:  pemberian kartu tanda anggota Gerindra kepada seorang perempuan setengah baya. Umi Usman, namanya. Usianya 50 tahun. Malam itu dia resmi menjadi anggota Gerindra ke-10 juta!

Umi melangkah riang ke panggung. Usai menerima kartu, dia mencium pipi Prabowo Subianto, Ketua Dewan Pembina Gerindra, berkali-kali. Tapi begitu didaulat berpidato, Umi sontak grogi. "Gimana ngomongnya?" dia bertanya di depan mike. Pengunjung terbahak. Akhirnya, dari mulutnya meluncur surat Al-Fatihah. "Amin," ujar seisi gedung menyahut.

Pada pukul 09.30,  Prabowo tampil berpidato. Dia banyak bicara soal ekonomi. "Sistem ekonomi sekarang ini salah, dan harus kita koreksi," katanya. Dia lalu menohok program pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono tentang bantuan langsung tunai.

"Kalau mau membantu orang lapar, jangan kasih ikan. Tapi berikan kail dan pengetahuan, “ ujar Prabowo.  Kebijakan ‘kasih ikan’, menurut Prabowo, adalah  keliru dan menyesatkan. "Apakah bangsa Indonesia ditakdirkan untuk jadi tukang minta-minta?"

"Kami mengajak bersama-sama melakukan perubahan. Hubungan Gerindra dengan PDIP dan partai lain sangat baik dan mesra," kata Prabowo.  "Tapi untuk Parpol yang menjual aset bangsa, dan akan menggadaikan Gelora Bung Karno, no! Cukup. Kami tidak bersama Anda."

Setelah sejam lebih Prabowo berpidato, acara lalu ditutup dengan Himne Gerindra. Pekikan burung garuda kembali bergema.

***

Tiga rumah berderet di pemukiman mewah di Jalan Brawijaya IX, Kebayoran Baru, Jakarta  Selatan, menjadi markas Gerindra. Di setiap kaca belakang mobil yang parkir di sini ada gambar Prabowo bersama seekor macan yang bertuliskan "kembalikan Indonesia menjadi macan Asia bersama  Prabowo Subianto".

Partai ini masih hijau, baru berusia setahun. Semula bernama Partai Petani dan Nelayan. Didirikan oleh Suhardi, seorang guru besar dari Universitas Gadjah Mada pada awal 2007. Partai ini mulanya tempat kumpul para sejawat Suhardi, sesama pengurus Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).

Tentu, Suhardi mengajak Ketua Umum HKTI yang tak lain adalah Prabowo. Semula Prabowo tak ikut, sebab waktu itu masih anggota Partai Golkar. "Awalnya, terus terang Pak Prabowo skeptis bahkan pesimis," kata Ahmad Mujani, Sekretaris Jenderal Gerindra.

Menjelang verifikasi partai di Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia, April 2008, Prabowo menanyakan kabar Partai Petani itu pada Suhardi. Kemudian Prabowo menyatakan bersedia membantu asalkan namanya diubah. Suhardi mengangguk.
Maka pada 6 Februari 2008 berkibarlah bendera Partai Gerakan Indonesia Raya. Suhardi didaulat sebagai Ketua Umum. Sedangkan Prabowo resmi mundur dari Golkar, dan menjadi Ketua Dewan Pembina. Partai ini lolos verifikasi, dan menjadi salah satu kontestan Pemilu 2009.

Mungkin, Prabowo merasa mendapat angin baik di partai ini. Dia memperluas jaringan di seluruh daerah. Bahkan, Suhardi mengaku, soal keuangan partai banyak disokong keluarga besar Prabowo. "Di antaranya Pak Hashim Djijohadikusumo," kata Suhardi.  Hashim, adik kandung Prabowo, adalah seorang konglomerat.

Dalam waktu singkat, partai berlambang garuda ini sudah terbang ke seluruh Indonesia. Dewan Pimpinan Daerah Gerindra kini bercokol di 33 provinsi. Jangan tanya soal cabangnya, ada di 473 kabupaten dan kota. Sayapnya terentang dari Sabang sampai ke Merauke.

Selain itu, partai ini rajin menyapa konstituennya melalui udara. Iklannya gencar menggedor banyak kalangan di layar televisi. Juga ada di media cetak. Tentu, cara beriklan seperti ini mahal. Untuk iklan saja, AC Nielsen mencatat Gerindra mengeluarkan dana Rp 8 miliar per bulan.

Ongkos itu di luar biaya remeh-temeh lain. Misalnya pendirian kantor, dan cetak brosur.  Belum lagi soal ongkos hilir mudik sang Ketua Umum. Untuk memperkenalkan partainya, jet pribadi Prabowo rajin terbang ke berbagai pelosok.
Hasilnya memang terasa. Partai yang masih hijau itu pelan-pelan terangkat. Rangkingnya, kata sejumlah survei, kini sejajar partai politik yang berlaga di papan tengah, bersama Partai Keadilan Sejahtera, Partai Hanura, Partai Amanat Nasional, dan Partai Persatuan Pembangunan.

Misalkan, Lembaga Survei Indonesia (LSI), pada November 2008, menempatkan Gerindra di urutan keenam,  di bawah Demokrat, PDIP, Golkar, PKB dan PKS. Dalam soal popularitas, Gerindra telah melampaui partai lama seperti PAN, PPP.  Partai itu juga menyalip partai baru lainnya, seperti Hanura.

Survei lainnya, seperti Marketing Research mencatat pada Desember 2008, Gerindra berada di posisi ketiga. Dari 16.800 responden yang dijaring, Gerindra meraup 8,9 persen pemilih. Di atasnya adalah Golkar (22 persen), lalu PDIP (20,2), dan Demokrat (16). Adapun PAN, PKS, PKB, PPP dan Hanura, telah tertinggal di bawah Gerindra.

Jajak terbaru, Januari 2009, dilakukan Lembaga Penelitian, Pendidikan, dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES). Posisi Gerindra, kata survey lembaga itu, berada di urutan keempat. Posisi pertama diraih Demokrat, kedua PDIP, dan ketiga Golkar.

Gerindra tampaknya menjadi kuda yang baik Prabowo. Sejak namanya melintas di bursa calon presiden dari Partai Golkar 2004,  bekas Komandan Jenderal Kopassus itu seperti tak jera menjajal medan politik. Dia memang dikalahkan Wiranto, bekas Pangab, dalam konvensi partai beringin lima tahun lalu. Namanya pun sempat meredup.

Bahkan hampir dua tahun silam, menurut survey LSI pada 2007, nyaris tak ada yang memilih Prabowo sebagai calon presiden. Tiba-tiba, langkah Prabowo berderap lagi pada survei 2008. Namanya bertengger di urutan kelima, dan dipilih setelah Susilo Bambang Yudhoyono, Megawati Soekarnoputri, Wiranto, dan Sri Sultan Hamengkubuwono XI.

Posisi Prabowo lebih bagus dalam survei Marketing Research. Ia berada pada urutan ketiga setelah Yudhoyono dan Megawati. Adapun LP3ES menempatkan Prabowo pada posisi keempat. Prabowo masih kalah dibandingkan Yudhoyono, Megawati, dan Sri Sultan.

***

Pencapaian Prabowo dan Gerindra itu, kata Suhardi,  bukan hal luar biasa. "Pendirinya adalah orang-orang yang punya jaringan luas. Mereka tak datang dengan kondisi nol," ujarnya.

Misalkan saja, Gerindra merekrut bekas korban penculikan aktivis oleh Tim Mawar pada 1998. Tim itu terdiri  dari sejumlah perwira menengah dan tinggi Kopassus, Gara-gara kasus itu pula, Prabowo Subianto, yang menjabat sebagai Komandan Jenderal Kopassus waktu aksi penculikan itu terjadi, harus berhenti dari dinas TNI.

Aktivis yang bergabung adalah Desmon J Mahesa, Pius Lustrilanang dan Haryanto Taslam. Dua nama terakhir pernah menjadi kader PDI Perjuangan, sebelum hengkang dan membuat partai baru lainnya, dan kini mendarat di Gerindra. Lalu mengapa Taslam, korban penculikan itu, tertarik bergabung?

“Prabowo bertemu saya, dia memeluk saya dan meminta maaf,” ujar Taslam kepada Vivanews, Kamis pekan lalu . Bagi dia, yang penting bagaimana peristiwa itu tak terulang lagi, dan membangun Indonesia menjadi lebih baik di masa depan.  Karena setuju program Prabowo, Taslam pun bersedia membantu Gerindra. Dia kini menjabat sebagai Direktur Media Center di partai itu.

Belakangan tokoh PDI Perjuangan Permadi SH juga ikut ke Gerindra.  Alasannya? “Prabowo itu lebih Sukarnois dari PDIP,” ujar Permadi. Tokoh senior PDIP itu memang terkenal sangat pro pikiran Sukarno. Prabowo rupanya punya pemikiran dekat dengan gaya Sukarno. Dia, misalnya, sempat menulis buku “Kembalikan Indonesia!” menjelang konvensi calon presiden Golkar 2004 lalu.

Isinya,  tawaran program politik dan ekonomi yang terdengar progresif. Dia menggariskan program ekonomi lebih berkeadilan dan nasionalis. Antara lain, Prabowo menghujat ekonomi neoliberal yang merugikan kepentingan nasional. Sekarang pun, pikiran Prabowo tak jauh beda.  “Sistem kapitalisme neoliberal tanpa kendali, sudah gagal di negaranya sendiri,” ujar Prabowo kepada VIVAnews, Jumat malam pekan lalu (Lihat bagian V).

Selain menggaet aktivis politik sipil, Gerindra tampaknya punya bekal jaringan bekas petinggi militer. Suhardi tak menampik hal itu. Latar belakang Prabowo yang bekas Komandan Jenderal Kopassus dan Panglima Kosrad itu, berperan penting membesarkan Gerindra. Termasuk kalangan militer? "Kalau purnawirawan, saya kira benar. Purnawirawan loh... Mereka sudah memiliki hak politik," kata Suhardi.

Dia menyebut sejumlah bekas perwira tinggi yang mendukung, misalnya, bekas Pangab Faisal Tanjung, dan juga bekas Komjen Kopassus Muchdi PR. "Banyak lagi para jenderal," katanya. Para pensiunan jenderal itu tak masuk sebagai calon anggota legislatif. Mereka ikut menyokong dengan jaringannya sebgai tokoh masyarakat. “Mereka volunter, bergerak membantu Gerindra," ujar Suhardi.

Kendati tak aktif lagi di militer sejak 1998 -- jabatan terakhirnya adalah Panglima Kostrad, Prabowo tentu punya pengaruh di kalangan bekas tentara. "Saya tak memungkirinya," kata Direktur Media Center Gerindra Haryanto Taslam.
 
Kekuatan Prabowo dan Gerindra ini sempat membuat PDIP terpikat. Nama Prabowo melintas lagi di bursa calon wakil presiden partai berlambang banteng itu bulan lalu. Bahkan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah berulangkali bertemu Prabowo. Tapi, Gerindra tetap memajukan Prabowo sebagai calon untuk kursi RI-1.

***

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyampaikan kegundahan hatinya saat berpidato pada Rapat Pimpinan TNI dan Rapat Koordinator Polri di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Kamis 29 Januari 2009. Dia bilang ada kabar tak sedap menjelang pemilihan umum 2009.

"Hati-hati dalam mengeluarkan statemen (pernyataan) dan berbicara dengan pihak-pihak tertentu," katanya." Ada petinggi di lingkungan Angkatan Darat yang memobilisasi membentuk tim sukses. Ada yang menyebut ABS, Asal Bukan Capres S."  Yudhoyono ingin TNI bersikap netral dalam pemilu.

Tak jelas, siapa petinggi militer yang dimaksudkan Yudhoyono itu. Sebab, ada empat jenderal purnawirawan yang telah mencalonkan diri.  Antara lain, Yudhoyono sendiri, dicalonkan Partai Demokrat.  Lalu Prabowo, Wiranto (Partai Hanura) dan Sutiyoso. Selain itu di kelompok Partai Golkar dan PDIP juga ada unsur bekas petinggi militernya.

Ketua Purnawirawan TNI AD, Soerjadi, mengatakan ucapan Presiden Yudhoyono itu benar adanya. "Tidak mungkin informasi ke presiden itu bohong-bohongan," katanya. "Sebenarnya beliau tidak usah membuka secara umum. Sebenarnya itu mudah nyarinya." Tapi, Soerjadi tak mau cerita, apa maksud kata ‘mudah’ itu.

Partai Hanura menyatakan tak tersinggung ucapan Presiden. "Kami cuek isu yang tidak langsung menuding partai yang dipimpin mantan petinggi militer,"  kata Jogi Soehandoyo, Juru Bicara Hanura.  "Sebagai mantan Pangab, Wiranto tidak akan menggunakan kekuasaanya untuk yang seperti itu."

Bagaimana dengan Gerindra? Prabowo malah tertawa. "Sekarang saya sama dengan Anda. Saya ini rakyat biasa, mantan tentara, “ujarnya.  Dia tak mau menarik tentara aktif. Gerindra, kata dia, perlu menang dengan puluhan juta suara, dan tak bisa berharap dukungan tentara aktif.  “Saya tidak ingin tentara terlibat dalam politik praktis", kata Prabowo.

Sumber 

Boleh Copy paste, tapi kalau anda tidak keberatan mohon cantumkan sumber dengan linkback ke blog ini.

0 komentar:

Posting Komentar